loading...
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Perubahan ataupun perkembangan dalam suatu interaksi sosial ialah basic social process atau proses sosial dasar dalam masyarakat. Ada beberapa proses sosial dasar yang merupakan bentuk interaksi sosial. Menurut Soerjono Soekanto, proses-proses sosial dasar tersebut ialah adanya kerja sama, persaingan, konflik, akomodasi, serta asimilasi. Nah, pada kesempatan kali ini akan mencoba menghadirkan klarifikasi mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut secara lengkap untuk para pembaca sekalian. Semoga bermanfaat. Check this out!!!
A. Kerja Sama
Bentuk interaksi sosial yang pertama yaitu kerja sama. Kerja sama sanggup diartikan sebagai bekerja bersama, menuju tujuan bersama. Jika terdapat dua orang atau lebih bekerja atau bertindak bersama untuk mengejar tujuan bersama maka sudah terbentuk kooperasi. Terkait pelaksanaannya, ada empat bentuk kerja sama, yaitu diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Bergaining atau tawar-menawar, yaitu acara perjanjian ihwal pertukaran barang dan jasa antara dua orang/organisasi atau lebih.
- Cooptation atau kooptasi, merupakan proses penerimaan. Unsur-unsur gres oleh pemimpin atau organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi.
- Condution atau kondisi, yaitu adonan antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Conduction pada awalnya sanggup menjadikan keadaan yang tidak stabil, dikarenakan perbedaan struktur. Namun, tujuan utamanya untuk mencapai tujuan bersama, sehingga terbentuklah kerja sama.
- Joint-Venture ataua perjuangan patungan, merupakan kolaborasi dalam pengusaha proyek-proyek tertentu dengan sistem patungan.
B. Persaingan
Selain kerja sama, persaingan juga termasuk kedalam bentuk-bentuk interaksi. Persaingan yaitu suatu proses sosial di mana seorang atau sekelompok insan bersaing dalam mencari sesuatu melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi sentra perhatian dari publik dengan cara mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan bahaya atau kekerasan.
C. Konflik
Pertikaian ialah suatu proses sosial di mana orang seorang atau kelompok manusia, berusaha memenuhi tujuan dengan jalan memandang pihak lawan dengan bahaya atau kekerasan.
Pertentangan atau konflik sanggup terjadi sebagai akhir dari adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat fundamental sehingga menjadikan jurang pemisah yang mengganggu proses interaksi sosial. Pada umumnya kontradiksi atau konflik disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah:
- Adanya perbedaan pendapat mengenai suatu hal yang bersifat mendasar.
- Adanya benturan kepentingan mengenai suatu objek yang sama.
- Adanya perbedaan sistem nilai dan sistem norma yang dianut.
D. Akomodasi
Bentuk interaksi sosial yang keempat yaitu akomodoasi. Akomodasi atau yang disebut dengan kooperasi antagonistic sanggup diartikan sebagai proses interaksi sosial yang menghasilkan interaksi sosial, atau sebagai suatu jalan keluar untuk mengatasi persaingan dan konflik yang ada. Akomodasi yaitu suatu proses membuatkan persetujuan kerja sementara di antara individu atau grup-grup yang sedang berada atau dalam keadaan konflik.
Menurut Kimball Young yang dikutip oleh Soerjono Soekanto (1987), kata ‘akomodasi’ mempunyai dua definisi. Pertama, fasilitas menunjuk pada suatu keadaan. Artinya, suatu kenyataan adanya keseimbangan dalam berinteraksi yang dilandasi dengan nilai dan norma yang ada. Kedua, fasilitas sebagai proses. Sebagai proses, fasilitas mengarah pada usaha-usaha insan untuk meredakan suatu kontradiksi dalam rangka mencapai keseimbangan.
Dalam kehidupan sehari-hari fasilitas sanggup pula diartikan sebagai suatu proses kesepakatan antara kedua belah pihak yang tengah bersengketa yang bersifat darurat (sementara) dengan tujuan mengurangi ketegangan. Berdasarkan tujuan itulah, proses akomodasi, dibedakan menjadi beberapa bentuk antara lain coersion, kompromi, conciliation, arbitrasi, toleransi, konversi, truce, displacement, dan stalemate. Berikut yaitu pengertian dari bentuk-bentuk akomodasi.
- Coercion yaitu suatu bentuk fasilitas yang prosesnya dilaksanakan oleh suatu paksaan, di mana salah satu pihak berada dalam keadaan lemah sekali dibandingkan dengan pihak lawan.
- Kompromi merujuk pada keadaan dimana setiap pihak oke untuk menciptakan konsesi yang memungkinkan mereka memperoleh persetujuan. Hal ini sanggup berlanjut hingga semua pihak puas.
- Conciliation merupakan suatu perjuangan untuk memperhatikan keinginankeinginan pihak-pihak yang berselisih untuk memperoleh suatu persetujuan.
- Arbitrasi merujuk pada suatu keadaan dimana perselisihan dan konflik antara dua pihak yang sulit diatasi dengan kompromi, sering diatasi dengan arbitrasi. Di sini pihak ketiga, baik yang dipilih dan ditentukan oleh kedua belah pihak, ataupun tubuh yang lebih tinggi dari kedua belah pihak itu diminta bantuannya.
- Toleransi, dalam toleransi insan mendapatkan hak dari setiap orang atau pihak lain untuk berbeda pendapat. Di sini diperlukan saling pengertian. Bentuk fasilitas ibarat ini kadang kala gres berhasil dengan baik sehabis kompromi dan konvensi gagal.
- Konversi merujuk pada keadaan dimana satu dari pihak-pihak yang terlibat konflik mendapatkan aspek-aspek tertentu dari pandangan-pandangan pihak yang lain. Konversi ini sering dihubungkan dengan kepercayaan agamawi.
- Truce yaitu suatu persetujuan untuk menghentikan interaksi yang bersifat konflik atau persaingan untuk suatu periode waktu yang ditentukan.
- Displacement yaitu cara mengakhiri konflik, dengan mengalihkan perhatian pada objek bersama.
- Stalemate merupakan suatu fasilitas di mana pihak-pihak yang bertentangan dikarenakan mempunyai kekuatan yang seimbang, berhenti pada suatu titik tertentu dalam melaksanakan pertentangan.
E. Asimilasi
Bentuk interaksi sosial yang terakhir yaitu asimilasi. Asimilasi sebagai suatu proses difusi budaya melalui individuindividu dan grup-grup secara budaya menjadi sama. Proses ini terjadi kalau dua kebudayaan yang berbeda bertemu dan kebudayaan yang lebih banyak didominasi berasimilasi dengan kebudayaan yang lain.
Proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walaupun kadang kala bersifat emosional, bertujuan mencapai kesatuan atau paling sedikit suatu integrasi dalam organisasi, pikiran, dan tindakan.
Menurut Prof. Koentjaraningrat terdapat beberapa syarat terjadinya asimilasi. Syarat-syarat tersebut antara lain:
- Terdapatnya kelompok-kelompok insan yang berbeda kebudayaan.
- Terdapatnya interaksi yang pribadi dan intensif untuk waktu yang usang dalam kelompok tersebut.
- Sebagai alhasil maka kebudayaan dari masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan.
Demikianlah klarifikasi mengenai Bentuk-bentuk Interaksi Sosial yang mencakup kerjasama, persaingan, konflik, akomodasi, dan asimilasi. Semoga sanggup bermanfaat bagi pembaca sekalian. Bagi sobat yang menemukan kesalahan dari artikel tersebut di atas, baik berupa penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Terima kasih..
Bagi teman-teman yang mempunyai suatu goresan pena unik ihwal apa saja, ataupun puisi, cerpen, cergam, pantun, bahkan profil sekolah/guru favorit; dan ingin dibagikan ke teman-teman lainnya melalui mading zona siswa, silahkan saja kirim karya kalian di Mading . Karya kalian nantinya akan ditampilkan di mading kami dan akan dibaca oleh ribuan pengunjung lainnya setiap hari. Ayoo kirim karya kalian di mading .
Sumber http://www.zonasiswa.comBACA JUGA:
1. Pengertian dan Ciri-ciri Interaksi Sosial
2. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
3. Syarat-syarat Interaksi Sosial
Bagi teman-teman yang mempunyai suatu goresan pena unik ihwal apa saja, ataupun puisi, cerpen, cergam, pantun, bahkan profil sekolah/guru favorit; dan ingin dibagikan ke teman-teman lainnya melalui mading zona siswa, silahkan saja kirim karya kalian di Mading . Karya kalian nantinya akan ditampilkan di mading kami dan akan dibaca oleh ribuan pengunjung lainnya setiap hari. Ayoo kirim karya kalian di mading .
loading...
Buat lebih berguna, kongsi: